Kita. Kita tidak pernah ada, aku hanya mengada-adakan semua tentang kita. Sebenarnya ini tentang aku, aku yang selalu berharap bahwa kata ‘kita’ akan tercipta di antara aku dan kamu. Kondisi kita berdua saat ini memang hanya sebatas saling kenal dan tidak pernah saling menyapa.
Kita memang tidak pernah saling menyapa, namun perasaan ini
tumbuh secara perlahan dan terus membesar hingga saat ini, detik ini. Aku
mencintaimu, Nella. Mungkin perasaan ini kurang tepat. Aku tidak berani menyapamu
secara langsung tapi sudah berani mencintaimu. Aku memang hina.
Aku bukan tanpa alasan untuk takut menyapamu secara
langsung, kepercayaan diriku seakan hilang jika sudah bertatap wajah denganmu,
lidahku keluh, lututku bergoyang. Maka dari itu aku hanya berani menyapamu
melalui pesan singkat. Karena dengan pesan singkat, aku tidak perlu berbicara
dan tidak perlu bertatap wajah denganmu.
Aku hanya pria pengecut. Bahkan aku pernah menangisimu di
saat kamu bahagia bersama dia. Aku pernah mencoba untuk membunuh perasaan ini,
namun itu tidak pernah berhasil. Perasaan ini memaksaku untuk bersabar dan
terus mencintaimu sampai kapanpun. Aku, Haikal. Akan mencintaimu sampai
kapanpun.
Tunggu saja, aku akan menyatakan perasaanku suatu saat
nanti.
*Kisah ini baru saja mulai. Tunggu saja kelanjutannya.