Laman

Senin, 08 September 2014

Tentang Kita; Kisah awal yang memalukan



Kita. Kita tidak pernah ada, aku hanya mengada-adakan semua tentang kita. Sebenarnya ini tentang aku, aku yang selalu berharap bahwa kata ‘kita’ akan tercipta di antara aku dan kamu. Kondisi kita berdua saat ini memang hanya sebatas saling kenal dan tidak pernah saling menyapa.
 
Kita memang tidak pernah saling menyapa, namun perasaan ini tumbuh secara perlahan dan terus membesar hingga saat ini, detik ini. Aku mencintaimu, Nella. Mungkin perasaan ini kurang tepat. Aku tidak berani menyapamu secara langsung tapi sudah berani mencintaimu. Aku memang hina.

Aku bukan tanpa alasan untuk takut menyapamu secara langsung, kepercayaan diriku seakan hilang jika sudah bertatap wajah denganmu, lidahku keluh, lututku bergoyang. Maka dari itu aku hanya berani menyapamu melalui pesan singkat. Karena dengan pesan singkat, aku tidak perlu berbicara dan tidak perlu bertatap wajah denganmu.

Aku hanya pria pengecut. Bahkan aku pernah menangisimu di saat kamu bahagia bersama dia. Aku pernah mencoba untuk membunuh perasaan ini, namun itu tidak pernah berhasil. Perasaan ini memaksaku untuk bersabar dan terus mencintaimu sampai kapanpun. Aku, Haikal. Akan mencintaimu sampai kapanpun.

Tunggu saja, aku akan menyatakan perasaanku suatu saat nanti.

*Kisah ini baru saja mulai. Tunggu saja kelanjutannya.

Selasa, 13 Mei 2014

KAFE PELANGI



Matahari mulai lelah dan siap di gantikan oleh bulan. Malam ini Dara bersiap untuk menjalani kebiasaannya, kebiasaannya adalah pergi ke kafe, kafe tersebut bernama kafe pelangi yang bertempat di pusat kota, bukan untuk menikmati malam minggu bersama pacar, iya tentu saja dia belum berpacaran (lagi), karena Dara adalah seorang penyendiri dan sangat tertutup. Dara menjadi penyendiri dan tertutup bukan  tanpa alasan, dia begitu karena pernah di tinggalkan, di tinggalkan oleh seorang pria yang dia kenal dari sebuah kafe di pusat kota.

Senin, 28 April 2014

Melawan Takdir



Sudah sering terjadi
Dimana kita saling bertatapan
Namun, kita tidak saling menyapa atau menegur
Mungkin, takdir sudah mengaturnya seperti itu.